😁Apa nama senjata yg ditembakkan bertubi2 dari mobil tempur yg melesat dari sejenis apa,ada 8 atau 10 lubangnya?
Ralat : yang melesat cepat
😊Senjata yang ditembakkan bertubi-tubi dari mobil tempur dengan 8 atau 10 lubang kemungkinan besar adalah senapan mesin (machine gun) yang dipasang pada sistem senjata multi-laras (multiple barrel weapon system). Sistem ini sering disebut sebagai Gatling gun atau rotary cannon.
Meskipun jumlah larasnya bisa bervariasi, 8 atau 10 laras adalah jumlah yang umum ditemukan pada sistem senjata multi-laras yang digunakan pada kendaraan tempur. Sistem ini memungkinkan tembakan bertubi-tubi dengan kecepatan sangat tinggi, menghasilkan volume tembakan yang besar dalam waktu singkat. Proyektil yang ditembakkan bisa berupa peluru kaliber kecil hingga menengah, tergantung pada desain spesifik senapan mesinnya.
Proyektil melesat dari laras dengan memanfaatkan energi ledakan dari propelan (bubuk mesiu) yang dinyalakan. Sistem mekanis yang kompleks memutar laras-laras tersebut, sehingga setiap laras dapat diisi ulang dan ditembakkan secara bergantian dengan cepat. Ini menghasilkan laju tembakan yang jauh lebih tinggi dibandingkan senapan mesin konvensional dengan satu laras.
😁tapi ini bukan senjata mesin, tapi yg sering viral divideo2 perang...?
😊Jika bukan senapan mesin dan sering muncul di video perang, kemungkinan besar yang Anda maksud adalah sistem roket berpeluncur ganda (multiple launch rocket system/MLRS) atau sistem peluncur roket artileri (artillery rocket launcher system). Sistem ini menembakkan banyak roket secara bersamaan, menghasilkan hujan proyektil ke area target. Video-video perang sering menunjukkan pemandangan dramatis dari peluncuran roket-roket ini dalam jumlah besar. Jumlah tabung peluncur roket pada sistem ini bervariasi, dan bisa jadi yang Anda lihat memiliki 8 atau 10 tabung.
😁gimana cara kerja MLRS dan berapa jauh jarak MLRS?
😊MLRS, atau Multiple Launch Rocket System, adalah sistem senjata yang meluncurkan sejumlah besar roket secara simultan ke arah target. Cara kerjanya melibatkan beberapa tahapan:
1. Penargetan: Lokasi target ditentukan, biasanya menggunakan koordinat GPS atau data pengintaian. Sistem komputer di dalam MLRS menghitung lintasan optimal untuk roket.
2. Pengisian Roket: Roket-roket yang sudah terisi propelan dimasukkan ke dalam tabung peluncur pada kendaraan MLRS. Jumlah tabung bervariasi tergantung jenis sistemnya.
3. Peluncuran: Dengan perintah, semua roket ditembakkan secara bersamaan atau dalam urutan yang terprogram. Roket-roket ini menggunakan mesin roket padat untuk tenaga pendorong.
4. Penerbangan dan Ledakan: Roket-roket terbang menuju target sesuai lintasan yang telah dihitung. Setelah mencapai target, hulu ledak meledak, menghasilkan efek kerusakan yang luas. Beberapa sistem MLRS juga menggunakan roket yang dapat dipandu untuk meningkatkan akurasi.
Jarak Tembakan MLRS:
Jarak tempuh MLRS sangat bervariasi tergantung pada jenis sistem dan jenis roket yang digunakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi jangkauan termasuk:
- Jenis Roket: Roket yang lebih besar dan lebih canggih biasanya memiliki jangkauan yang lebih jauh.
- Sistem Peluncur: Desain sistem peluncur juga berpengaruh pada akurasi dan jangkauan.
- Kondisi Lingkungan: Angin, suhu, dan ketinggian dapat memengaruhi jangkauan roket.
Secara umum, jangkauan MLRS berkisar dari beberapa kilometer hingga lebih dari 70 kilometer, bahkan ada beberapa sistem yang mampu mencapai jangkauan lebih dari 300 kilometer. Contohnya, HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) memiliki jangkauan sekitar 70 kilometer untuk roket GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System), sementara sistem lain seperti Tornado-S memiliki jangkauan yang lebih jauh lagi. Sistem-sistem MLRS yang lebih baru dan canggih cenderung memiliki jangkauan yang lebih jauh dan akurasi yang lebih tinggi.
😁gimana kerjanya dan berapa jauh jarak MLRS?
😊MLRS, atau Multiple Launch Rocket System, adalah sistem senjata yang meluncurkan sejumlah besar roket secara simultan ke arah target. Cara kerjanya melibatkan beberapa tahapan:
1. Penargetan: Lokasi target ditentukan, biasanya menggunakan koordinat GPS atau data pengintaian. Sistem komputer di dalam MLRS menghitung lintasan optimal untuk roket.
2. Pengisian Roket: Roket-roket yang sudah terisi propelan dimasukkan ke dalam tabung peluncur pada kendaraan MLRS. Jumlah tabung bervariasi tergantung jenis sistemnya.
3. Peluncuran: Dengan perintah, semua roket ditembakkan secara bersamaan atau dalam urutan yang terprogram. Roket-roket ini menggunakan mesin roket padat untuk tenaga pendorong.
4. Penerbangan dan Ledakan: Roket-roket terbang menuju target sesuai lintasan yang telah dihitung. Setelah mencapai target, hulu ledak meledak, menghasilkan efek kerusakan yang luas. Beberapa sistem MLRS juga menggunakan roket yang dapat dipandu untuk meningkatkan akurasi.
Jarak Tembakan MLRS:
Jarak tempuh MLRS sangat bervariasi tergantung pada jenis sistem dan jenis roket yang digunakan. Beberapa faktor yang mempengaruhi jangkauan termasuk:
- Jenis Roket: Roket yang lebih besar dan lebih canggih biasanya memiliki jangkauan yang lebih jauh.
- Sistem Peluncur: Desain sistem peluncur juga berpengaruh pada akurasi dan jangkauan.
- Kondisi Lingkungan: Angin, suhu, dan ketinggian dapat memengaruhi jangkauan roket.
Secara umum, jangkauan MLRS berkisar dari beberapa kilometer hingga lebih dari 70 kilometer, bahkan ada beberapa sistem yang mampu mencapai jangkauan lebih dari 300 kilometer. Contohnya, HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) memiliki jangkauan sekitar 70 kilometer untuk roket GMLRS (Guided Multiple Launch Rocket System), sementara sistem lain seperti Tornado-S memiliki jangkauan yang lebih jauh lagi. Sistem-sistem MLRS yang lebih baru dan canggih cenderung memiliki jangkauan yang lebih jauh dan akurasi yang lebih tinggi.
😁Apa nama roket yang dipakai Rusia pada perang Ukraina, juga nama roket Hamas, Hizbullah,houti, Israel dan yang diluncurkan oleh Iran ke israel?
😊Menentukan nama pasti setiap roket yang digunakan dalam konflik yang disebutkan sulit dilakukan karena beberapa alasan: keragaman senjata yang digunakan, perubahan taktik, dan informasi yang sengaja disembunyikan. Namun, kita dapat membahas beberapa jenis roket yang umum digunakan oleh faksi-faksi yang terlibat.
Rusia dalam Perang Ukraina:
Rusia menggunakan berbagai sistem roket dalam perang di Ukraina, termasuk:
- Sistem Roket Peluncur Ganda (MLRS): Sistem seperti BM-21 Grad, BM-30 Smerch, dan Tornado-G sering digunakan untuk serangan artileri jarak jauh. Mereka meluncurkan sejumlah besar roket secara bersamaan, menyebabkan kerusakan luas di area target[__LINK_ICON].
- Rudal Balistik dan Jelajah: Rusia juga menggunakan rudal balistik dan jelajah yang lebih canggih untuk menyerang target strategis di Ukraina. Jenis dan nama spesifik rudal ini seringkali tidak diungkapkan secara terbuka[__LINK_ICON].
Hamas:
Hamas terutama menggunakan roket jarak pendek hingga menengah yang sebagian besar diproduksi secara lokal atau diperoleh melalui jalur penyelundupan. Jenis-jenis roket yang digunakan oleh Hamas bervariasi, dan seringkali tidak dipublikasikan secara rinci. Beberapa laporan menyebutkan penggunaan roket Katyusha, yang merupakan desain Soviet yang sudah usang tetapi masih efektif[__LINK_ICON].
Hizbullah:
Hizbullah juga menggunakan berbagai jenis roket, termasuk roket jarak pendek dan menengah. Mereka telah mengembangkan kemampuan mereka untuk memproduksi roket sendiri, dan juga memperoleh senjata dari berbagai sumber. Salah satu roket yang disebutkan adalah 'Fadi 1'. Mereka juga telah menggunakan roket Katyusha[__LINK_ICON].
Houthi:
Kelompok Houthi di Yaman menggunakan berbagai roket dan rudal, beberapa di antaranya diperoleh dari Iran atau diproduksi secara lokal. Mereka juga menggunakan drone[__LINK_ICON].
Israel:
Israel memiliki gudang senjata yang sangat canggih, termasuk berbagai macam roket dan rudal untuk pertahanan dan serangan. Nama-nama spesifik dari roket dan rudal ini seringkali bersifat rahasia.
Iran terhadap Israel:
Iran telah mengembangkan berbagai rudal balistik dan drone yang mampu mencapai Israel. Nama-nama spesifik dari rudal-rudal ini seringkali tidak diungkapkan secara terbuka[__LINK_ICON].
Perlu diingat bahwa informasi tentang senjata dalam konflik seringkali terbatas dan tidak selalu akurat. Daftar di atas bukanlah daftar yang lengkap dan komprehensif.
😁Bisa diperjelas lagi data nama rudal yg telah dilesatkan oleh yg disebutkan diatas, setahu saya sudah disebutkan namanya melalui media?
😊Sayangnya, informasi spesifik mengenai nama-nama rudal yang diluncurkan oleh berbagai pihak dalam konflik yang disebutkan sangat terbatas dan seringkali berubah-ubah. Banyak peluncuran rudal tidak dipublikasikan secara detail, baik karena alasan keamanan, propaganda, atau kurangnya akses informasi. Media seringkali hanya melaporkan jenis umum rudal (misalnya, "rudal balistik jarak pendek," "rudal jelajah," atau "roket") tanpa menyebutkan nama spesifik modelnya.
Meskipun beberapa sumber menyebutkan nama-nama tertentu seperti Oreshnik (Rusia), Toofan (Hamas), dan Fattah (Iran), penting untuk diingat bahwa ini hanyalah sebagian kecil dari senjata yang digunakan. Banyak negara dan kelompok bersenjata menggunakan berbagai jenis rudal dan roket, dan informasi yang tersedia untuk umum seringkali tidak lengkap atau tidak akurat.
Untuk mendapatkan informasi yang lebih detail dan spesifik, diperlukan akses ke sumber intelijen militer atau laporan khusus yang seringkali tidak tersedia untuk publik. Media massa seringkali melaporkan informasi yang sudah disaring atau dikonfirmasi oleh pihak-pihak tertentu.
Oleh karena itu, saya tidak dapat memberikan daftar lengkap dan akurat nama-nama rudal yang telah diluncurkan oleh semua pihak yang disebutkan. Informasi yang tersedia untuk umum seringkali tidak cukup untuk memberikan jawaban yang komprehensif dan terpercaya.
😁gimana cara kerja drone saat ini?
😊Drone modern bekerja berdasarkan kombinasi beberapa teknologi kunci:
1. Sistem Penggerak: Mayoritas drone saat ini menggunakan rotor (baling-baling) yang berputar untuk menghasilkan daya angkat dan manuver. Jumlah rotor bervariasi (quadcopter – empat rotor, hexacopter – enam rotor, octocopter – delapan rotor), dengan setiap rotor dikendalikan secara independen oleh motor listrik. Beberapa drone menggunakan sayap tetap (fixed-wing), mirip pesawat terbang, yang memerlukan kecepatan maju untuk menghasilkan daya angkat. Drone hibrida menggabungkan rotor dan sayap tetap untuk kemampuan lepas landas dan mendarat vertikal serta penerbangan jarak jauh.
2. Sistem Kendali Penerbangan (Flight Controller): Ini adalah "otak" drone, sebuah komputer kecil yang memproses informasi dari berbagai sensor dan mengirimkan sinyal ke motor untuk mengontrol kecepatan dan arah setiap rotor. Flight controller menggunakan algoritma canggih untuk menjaga stabilitas, ketinggian, dan arah drone. Sistem ini juga memungkinkan fitur-fitur seperti pemetaan otomatis, pengenalan objek, dan menghindari rintangan.
3. Sistem Navigasi dan Posisi: Drone umumnya menggunakan GPS untuk menentukan lokasi dan arahnya. Sensor tambahan, seperti IMU (Inertial Measurement Unit) yang mendeteksi gerakan, barometer untuk mengukur ketinggian, dan kompas, membantu menjaga stabilitas dan akurasi posisi. Beberapa drone juga menggunakan sistem visi komputer dan sensor ultrasonik untuk menghindari rintangan dan mendarat secara otomatis.
4. Sistem Komunikasi: Drone berkomunikasi dengan pengendali melalui gelombang radio, biasanya menggunakan frekuensi 2.4 GHz atau 5.8 GHz. Sistem ini memungkinkan pengendali untuk mengirim perintah dan menerima data real-time dari drone, seperti video dari kamera onboard. Beberapa drone juga mampu berkomunikasi secara langsung dengan server cloud untuk mengunggah data dan menerima pembaruan perangkat lunak.
5. Sistem Daya: Drone modern biasanya menggunakan baterai lithium-polymer (LiPo) yang ringan dan berdaya tinggi. Kemajuan dalam teknologi baterai telah meningkatkan waktu terbang drone secara signifikan. Beberapa drone juga menggunakan sistem pengisian daya cepat untuk meminimalkan waktu henti.
6. Sensor dan Payload: Drone dapat dilengkapi dengan berbagai sensor dan payload, tergantung pada aplikasinya. Kamera resolusi tinggi, sensor thermal, sensor multispektral, lidar, dan radar adalah beberapa contohnya. Data yang dikumpulkan oleh sensor ini dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pemetaan, inspeksi infrastruktur, pertanian presisi, dan pencarian dan penyelamatan.
Singkatnya, drone modern adalah sistem kompleks yang menggabungkan mekanika, elektronik, perangkat lunak, dan teknologi sensor untuk mencapai penerbangan otonom atau terkontrol jarak jauh, serta berbagai fungsi tambahan berdasarkan payload yang terpasang.
😁bagaimana cara tembak atau ngebom dgn drone?
😊Cara drone menembak atau menjatuhkan bom bergantung pada jenis drone dan desain misinya. Ada beberapa metode utama:
1. Drone dengan Senjata Terpasang: Beberapa drone dirancang khusus untuk membawa dan menembakkan senjata. Ini bisa berupa:
- Rudal: Drone dapat membawa dan meluncurkan rudal berpemandu presisi (precision-guided munitions/PGMs) yang menggunakan sistem penargetan seperti GPS atau pencari panas untuk mengenai target dengan akurat. Rudal ini dapat memiliki berbagai ukuran dan daya ledak, dari rudal kecil untuk menghancurkan target kecil hingga rudal yang lebih besar untuk menghancurkan bangunan atau kendaraan lapis baja.
- Roket: Mirip dengan rudal, roket dapat dipasang pada drone, tetapi umumnya memiliki akurasi yang lebih rendah dibandingkan rudal berpemandu. Roket sering digunakan untuk serangan area yang lebih luas.
- Senjata Ringan: Beberapa drone lebih kecil dapat membawa dan menembakkan senjata ringan, seperti senapan mesin atau senapan serbu. Namun, akurasi dan jangkauan senjata ringan yang dipasang pada drone cenderung terbatas.
2. Drone dengan Bom: Drone dapat membawa dan menjatuhkan bom, baik bom konvensional maupun bom berpemandu. Metode penargetan serupa dengan yang digunakan pada rudal. Bom yang lebih besar mungkin memerlukan drone yang lebih besar dan lebih kuat.
3. Drone Kamikaze (Suicide Drone): Drone ini dirancang untuk menabrak target dan meledakkan muatan peledaknya. Drone kamikaze umumnya lebih sederhana dan lebih murah untuk diproduksi daripada drone yang membawa dan meluncurkan senjata secara terpisah. Drone ini seringkali digunakan untuk menyerang target yang bergerak cepat atau yang terlindungi dengan baik.
Proses Penembakan/Penjatohan Umumnya Melibatkan:
- Penargetan: Drone seringkali menggunakan sensor seperti kamera, radar, dan lidar untuk mengidentifikasi dan melacak target. Data ini dapat diproses oleh algoritma canggih untuk memastikan akurasi penargetan.
- Pengiriman Perintah: Operator manusia atau sistem otonom mengirimkan perintah ke drone untuk meluncurkan senjata atau menjatuhkan bom pada target yang telah ditentukan.
- Peluncuran/Penjatohan: Setelah menerima perintah, drone akan meluncurkan senjata atau menjatuhkan bom sesuai dengan program dan data yang telah diinput.
- Konfirmasi: Setelah penembakan atau penjatohan, drone dapat memberikan umpan balik kepada operator, seperti video atau data sensor, untuk mengkonfirmasi keberhasilan misi.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan drone untuk serangan militer menimbulkan implikasi etis dan hukum yang signifikan. Penggunaan senjata otonom atau semi-otonom juga memunculkan perdebatan tentang akuntabilitas dan potensi kesalahan.
AC
Sumber AI Cici AC